Sorry, tulisan diatas salah pencet.
Jawab :
1. Ayat mutasyabihat harus di tafsirkan karena mengandung terjemahan atau arti ganda / jamak.
2. Mufassirin ada, salah satunya disebabkan karena adanya manusia yg ingin bertanya tentang maksud ayat ini - itu.
3. Saya setuju.
Kenapa harus ditafsirkan, bukankah hanya Allah yg tahu tafsirnya, ---> lantas bagaimana pula kalo tafsirnya tidak spt. yg dikehendaki Allah.
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab kepada kamu. Di antara (isi) nya :
- ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an,
- dan yang lain mutasyaabihaat.
- Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal.(QS 3:7)Anda lihat ayat diatas, disana justru dikatakan :
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnyatidak ada larangan memang, tetapi hanya orang2 yg condong kepada kesesatanlah yg cenderung mengikuti, jadi agar kita tidak dikatakan cenderung kepada kesesatan, sebaiknya kita tidak mengikuti ayat2 yg mutasyabihat, kecuali Allah memberikan takwilnya kepada kita, krn memang sulit difahami (samar).
Saya ingin memberikan
contoh tentang ayat2 muhkamat, yaitu : bab tentang perkawinan, siapa2 yang dapat dikawini dan siapa2 yg dilarang dikawini, ---> ayat2 AQ jelas tegas tidak bermakna ambivalent dan tidak akan dapat ditafsir ke arah manapun juga, dan jangan pernah mencoba untuk melanggarnya.
satu contoh lagi adalah
bab tentang warisan, diayat itu jelas tercantum siapa2 yg berhak menerima warisan berikut berapa bagiannya, dan siapa2 pula yg terdinding, semuanya jelas dan terinci satu per satu dan tidak juga dapat ditafsirkan kearah manapun, siapa yg patuh dan siapa yg menyimpang dari yg sudah ditetapkan reward dan sanksinya adalah :
itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.(QS 4:13)
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.(QS 4:14)ayat2 tentang infaq/sedekah juga termasuk ayat muhkammat ---> silahkan anda browsing, anda akan menemukan reward dan punishnya.
itulah dia ciri2 ayat
MUHKAMAT.
Jadi jelasnya kalo anda cenderung kepada kesesatan ikuti saja ayat2 yg mutasyabihat dan catatlah fitnah itu akan datang kepada yg membuatnya sendiri.
Salaam,