Pandangan sekarang juga sudah berbeda tidak memandang kalau yang melewati mata kaki itu sombong. tapi lebih terlihat rapi dan indah di mata.
kalau dahulu sih memang menurut yang saya ketahui merupakan bagian dari menyombongkan diri yang biasanya dilakukan oleh orang-orang kaya.
sekarang berbeda, makin kaya pakaian orang makin pendek, makin sempit, makin mahal.
apakah antum mengatakan bahwa isbal itu tidak rapi, kuno dan tidak sedap di pandang?... mudah-mudahan tidak demikian pendapat antum...
coba kita buka kembali Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi (ana rasa semua golongan memakai kitab ini sebagai salah atu rujukan dalam fikih)
sebenarnya masalah ini sangat jelas...
coba kita perhatikan dalil2 mengenai isbal...
di sana kita dapat menyimpulkan bahwa haramnya berjalan dengan sombong, haramnya isbal, dan lebih haramnya lagi bila kita berjalan sombong dlm keadaan isbal.
jadi isbal itu sendiri adalah suatu dosa yang ringan (tahukan hukuman dosa yang paling ringan di neraka yaitu di bakar telapak kakinya hingga otaknya mendidih dan ia merasa seolah-olah itu adalah siksa yang paling berat).
sedangkan sombong lebih besar lagi dosanya... bahkan tidak akan masuk surga orang yang memiliki satu biji sawi kesombongan...
sedang sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia...
menurut ana sungguh sangat sulit untuk tetap tidak sombong sedangkan kita dalam keadaan isbal dan kita tahu dalil tentang isbal itu sendiri...